Senin, 19 November 2012

Konsep Penunjang Perkembangan New Media

1. Konsep Konvergensi Media
Konvergensi berasal dari bahasa Inggris yaitu Convergence. Kata konvergensi merujuk pada dua hal/benda atau lebih bertemu dan bersatu dalam suatu titik (Arismunandar, 2006: 1) . Konvergensi akan mudah dibayangkan jika menggunakannya dalam ilmu fisika khususnya tentang cahaya. Cahaya matahari datang dari berbagai sudut yang kemudian dikumpulkan atau dibiaskan oleh loop (kaca pembesar) pada satu titik. Penggabungan berkas-berkas cahaya tersebut adalah peritiwa konvergensi.
Istilah konvergensi ini bisa dipadukan dengan kata-kata lainnya, misalnya dalam konteks ini adalah media. Sehingga, konvergensi media berarti penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan ke dalam satu titik tujuan. Istilah konvergensi secara umum juga merujuk pada kaitannya dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK)(www.satrioarismunandar6.blogspot.com).
Istilah konvergensi mulai banyak digunakan sejak tahun 1990-an. Kata ini umum dipakai dalam perkembangan teknologi digital, integrasi teks, angka, gambar, video, dan suara (Briggs dan Burke, 2000: 326).
Konvergensi media atau konvergensi TIK sebenarnya secara umum tidak memiliki perbedaan yang siginifikan. Dua hal ini sebenarnya lebih mengarah pada, selain soal pencapaian satu tujuan, pengelolaan konten (informasi, gambar, audio, video, dan lain-lain) agar bisa masuk dalam jenis teknologi apapun, seperti yang diunkapkan oleh Prof. Henry Jenkins. Sehingga, jenis konten apapun akan bisa dikonsumsi oleh satu jenis atau berbagai platform media.
Konvergensi ini tidak hanya didorong oleh kepentingan bisnis untuk memperlebar pasar, namun juga akibat dari hasrat konsumen untuk lebih mudah mendapatkan konten dengan media di manapun, kapanpun, dan dalam format apapun yang mereka inginkan. Atau sederhananya, konvergensi media ini hadir bukan karena pola top-down tapi juga bottom-up (www.mizan.com). Konvergensi ini sangat mungkin dilakukan jika konten yang diproduksi telah hadir dalam bentuk digital.
Perkembangan teknologi yang berkonvergensi ini tidak hanya sebatas dalam ranah teknologi semata, melainkan telah merambah dan mengubah pola-pola dasar kehidupan manusia. Konvergensi mengubah hubungan antara teknologi, industri, pasar, dan gaya hidup. Pola-pola produksi dan pola konsumsi berubah, dan penggunaannya berdampak pada level ekonomi, politik, sosial, dan budaya (www.antara.co.id).
Saat ini, orang tidak perlu repot lagi jika ingin berbelaja sesuatu, dari ponsel yang dimiliki bisa melakukan banyak hal misalnya membaca koran di pagi hari, bertegur sapa dengan para kolega, mengirim pesan penting dalam bentuk yang singkat (SMS) atau panjang melalui email, melakukan rapat-rapat penting, sampai pada melakukan transaksi dalam jumlah yang besar. Semua konten tersebut hadir dalam satu platform media.
Hal ini juga bisa berlaku sebaliknya, menurut Jenkins, konvergensi dalam kasus ini bisa dimaknai sebagai sebuah pergeseran budaya ketika konsumen dimungkinkan mengakses informasi dan konten yang sama dalam pelbagai paltform media. Jadi, piranti keras bisa saja malah semakin beragam, tetapi konten yang akan berkonvergensi hingga bisa dibaca dalam pelbagai platform piranti keras (www.mizan.com).
Internet dan komputer berperan besar dalam hal ini, namun ada hal yang harus diingat bahwa walaupun selalu terjadi perubahan media dari waktu ke waktu, tapi media yang lama tidak akan ditinggalkan begitu saja. Akan tetapi hidup bersama dan saling berinteraksi dengan media-media pendatang baru.
Manuskrip tetap penting walaupun teknologi radio ditemukan. Radio juga tetap memegang peranannya walaupun TV ditemukan. Begitu pula dengan internet dan komputer, media-media yang lahir sebelumnya tetap penting dan memegang peranannya masing-masing. Untuk itu, media harus dipandang sebagai suatu sistem yang selalu berubah-ubah terus di mana berbagai unsur memainkan peran yang lebih besar atau lebih kecil (Briggs dan Burke, 2000: 6).
Munculnya fenomena konvergensi media ini menyebabkan banyak bentuk media tradisional harus memutar otak agar bisa bertahan dalam perubahan-perubahan yang sangat cepat ini, khususnya bagi penerbit buku, majalah, dan koran. Kompas misalnya sebagai koran harian terbesar di Indonesia, mulai menata dengan apik koran digitalnya dengan meluncurkan Kompas.com. Detik.com melakukan lebih dahulu hal ini dengan mengubah format penerbitannya menjadi sistem online.
Penerbit buku Mizan juga melakukan hal serupa dengan membuat Mizan.com. Dan ternyata, tidak hanya berhenti pada media cetak saja, melainkan juga pada media-media elektronik. Liputan 6 sebagai program berita unggulan di Indonesia juga melakukan hal serupa dengan mengelola blog dan webiste liputan6.com. Selain itu, radio-radio juga secepat kilat membuat media-media online. Siaran tidak lagi dipancarkan melalui pemancar biasa melainkan telah melakukah radiostreaming di website masing-masing. Dan masih banyak contoh lainnya yang menunjukan perubahan akibat konvergensi media yang terjadi.
Dari contoh-contoh di atas dapat ditarik sejumlah pengertian tentang pengertian komunikasi massa dengan pola tradisional. Perkembangan teknologi dalam konvergensi media ini memungkinkan orang untuk terlibat secara pribadi, antarpribadi, maupun dengan khalayak ramai dalam waktu yang sekaligus.
Ini menunjukan konvergensi media memadukan ciri-ciri komunikasi massa dengan komunikasi antarpribadi yang dilakukan dalam satu media sekaligus. Hal ini disebut dengan demasivikasi, yakni kondisi dimana ciri utama media massa yang menyebarkan informasi secara masif menjadi lenyap. Arus informasi yang berlangsung menjadi makin personal, karena tiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih informasi yang mereka butuhkan (www.antara.co.id).
Dalam hal struktur kepemilikan media juga mengalami perubahan. Jika dalam media tradisional atau umum kita melihat kecenderungan bahwa media semakin dimiliki oleh para elit pemilik modal, maka fenomena konvergensi media ini tidak dapat disimplifikasi begitu saja. Ada dua kemungkinan yang terjadi dalam konvergensi media. Pertama, apakah dengan konvergensi media akan menjurus ke arah kompetisi, yaitu adanya persaingan antar media yang lebih beranekaragam? Kedua, apakah konvergensi media akan mendorong konsentrasi kepemilikan atau monopoli pada segeilintir pihak?
Kemungkinan pertama, konvergensi dapat mendorong kompetisi yang lebih besar karena bahan mentah (raw material) bagi semua media saat ini menjadi luar biasa murah. Tidak perlu lagi mengeluarkan biaya produksi tinggi untuk membeli kertas, cukup dalam bentuk digital yang hampir nol biaya produksi.
Mengambil analogi dari Satrio Arismunandar sangat menarik untuk menggambarkan hal ini, yaitu, jika media-media ini diibaratkan ikan, memang ada ikan-ikan yang jadi lebih gemuk karena memakan ikan-ikan lain. Tetapi ukuran kolam ikannya sendiri juga semakin besar. Ini berarti tingkat konsentrasi media tidak menjadi lebih besar, dan mungkin justru makin berkurang.
Sebaliknya, kemungkinan kedua, konvergensi mendorong terjadinya konsentrasi kepemilikan yang lebih besar pada segelintir elit. Terjadinya banyak merger antar media, mendorong konsentrasi kepemilikan. Contoh, 75 persen dari seluruh suratkabar Amerika dimiliki oleh jaringan suratkabar nasional, dan empat dari jaringan tersebut mengontrol 21 persen pasar. Kepemilikan silang perusahaan media dengan perusahaan non-media (perusahaan minyak, energi nuklir, dsb), membuat perusahaan media kurang kritis terhadap praktik perusahaan-perusahaan non-media yang “bersaudara” dengannya (www.satrioarismunandar6.blogspot.com).
Akan jatuh pada kemungkinan keberapa konvergensi media ini tidak banyak yang tahu, apakah pada kemungkinan satu atau dua. Ini layaknya  perdebatan yang dilontarkan Danny Schechter yang mengkritisi pola kepemilikan media dengan model liberal, yang awalnya berasumsi akan terjadinya kompetisi dan akan menyehatkan publik maupun media itu sendiri, tapi yang terjadi malahan sebaliknya bahwa media dikuasai oleh segelintir elit (Schechter, 2005: 4 – 5).
==> Implementasi ke dalam Perkembangan New Media
Setelah banyak berbicara mengenai konvergensi media dalam ranah definisi, teknologi, dan pelatihan, perlu diingat bahwa salah satu komponen paling penting dalam implementasi konvergensi media adalah struktur organisasi newsroom. Penting untuk melihat bagaimana secara organisasi konvergensi newsroom harus bisa diterapkan dengan baik, mengingat perubahan radikal yang akan dilakukannya, serta regulasi yang harus mengaturnya.  

Konvergensi Media: Perlu Manajemen yang Baik
Konvergensi media adalah sebuah proses yang terus bergerak dan tentunya akan memberikan dampak yang besar pada newsroom tradisional. Transformasi newsroom tradisional menjadi newsroom yang terkonvergensi akan memberikan tantangan baik itu dari segi training karyawan, budaya organisasi, hingga gaya manajemen.

Tentunya implementasi ini membutuhkan manajer media yang mampu memimpin newsroom dalam menghadapi perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam menuju konvergensi media yang utuh. Salah satu hal yang tricky dalam konvergensi media adalah bagaimana seorang manajer harus mampu mengatur para reporter yang sifatnya individualis ketika bekerja, namun tetap dituntut untuk bekerja sama secara solid dalam menghasilkan berita di dalam newsroom. Ditambah lagi, karakteristik reporter yang kreatif namun sekaligus terikat dengan deadline yang ketat membuat pekerjaan untuk mengatur ini semua menjadi semakin sulit.

Ada beberapa struktur manajemen yang perlu diperhatikan oleh seorang manajer media dalam memimpin masa transisi newsroom yang terkonvergensi yakni komunikasi, komitmen, kooperasi, kompensasi, budaya, kompetisi, dan pelanggan.  Dari ketujuh elemen ini, elemen komunikasi amat penting untuk dijaga. Komunikasi harus mengalir di setiap lapisan newsroom, mengingat sebagai sebuah organisasi, newsroom akan menyongsong sesuatu yang benar-benar baru. Komitmen perubahan, kerjasama untuk mencapai perubahan, serta kompetisi antar media nasional lainnya, dan melihat pelanggan sebagai pemilik berita harus menjadi nilai yang dianut oleh manajer media. Di sini, kompensasi juga memiliki peran vital dalam kesuksesan konvergensi. Meskipun konvergensi media dikatakan sebagai salah satu sarana efisiensi perusahaan, perlu diingat bahwa ini bukan berarti semata-mata newsroom mampu memberikan insentif yang ‘seadanya’ pula pada reporter karena ini justru akan menghasilkan efek yang berlawanan dengan yang diharapkan.

Ada 4 peran yang bisa digunakan di dalam newsroom terkonvergensi yakni newsflow editor yang betugas untuk melihat newsroom dari perspektif berbeda dan membuat keputusan agar semua dapat bekerjasama, storybuilder yakni orang yang berperan untuk mencampur editor koran dan produser penyiaran agara bisa bekerjasama, news resourcer yakni pengurus database yang mampu berpikir seperti jurnalis, serta multiskilled journalist yakni jurnalis yang mampu mengerjakan foto, audio, video secara sekaligus. Keempat peran ini harus dalam kondisi yang cair, tidak hanya bersifat top down saja. Maka dari itu, manajer media harus mampu menjalankan perannya yang vital, yakni untuk memastikan bahwa semua ini mampu bergerak secara berkesinambungan.

Konvergensi Media: Struktur dan Model Konseptualnya  
Secara konsep, konvergensi tidak jauh berbeda dengan bagaimana sebuah organisasi memanfaatkan sinergi antar individu organisasi untuk mencapai optimalisasi organisasi. Lantas, apakah perbedaan output yang mendasari konvergensi? Dari segi apa perusahaan media yang melakukan konvergensi akan memiliki hasil yang lebih baik daripada yang tidak? Ada beberapa teori lain yang bisa melihat konvergensi media dengan cara yang berbeda, yakni market theory of news production dan pure journalistic theory  of production.

Market theory of news production mengatakan bahwa kemungkinan sebuah event untuk menjadi berita berbanding terbalik dengan biaya untuk memberitakannya. Lebih jauh, semakin dianggap menarik sebuah cerita bagi audiens, maka pengiklan akan membayar untuk mendapatkannya sehingga sebuah event tadi akan berubah menjadi berita. Pure journalistic theory of production melihat bahwa kemungkinan sebuah isu menjadi berita berbanding lurus dengan konsekuensi yang diharapkan dari sebuah cerita dan ukuran audiens yang menganggap penting berita tersebut.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa market theory of news production hanya semata-mata melihat berita sebagai komoditas yang tidak memiliki perbedaan jauh dengan komoditas lainnya, sedangkan pure journalistic theory of production melihat bahwa konvergensi nantinya akan menghasilkan berita yang lebih baik bagi publik.

Terdapat dua model konseptual yang bisa digunakan dalam melihat struktur konvergensi media yakni convergence continuum yang dicetuskan oleh Daily et. al (2005) serta Seven Levels of Daily Convergence yang dikemukakan oleh Carr’s (2007) sebagaimana disebutkan dalam (Grant & Wilkinson, 2009, hal. 167). Model konseptual Seven Levels of Daily Convergence berbicara hingga mengenai hari ke hari setelah konvergensi terbentuk, sedangkan convergence continuum lebih berbicara mengenai hubungan kompetisi antara partner konvergensi. Bisa dikatakan pula bahwa model Seven Levels of Daily Convergence  berbicara di ranah operasi sedangkan convergence continuum berusaha berbicara di level hubungan.

Seven Levels of Daily Convergence dibagi Carr ke dalam 7 level di mana level 1 adalah tips harian dan informasi, merupakan strata terbawah paling umum di mana konvergensi baru sebatas “obrolan” yang terjadi antar staff, hingga level ketujuh di mana konvergensi sudah tercapai dan staf mampu menjelaskan kepada publik akan apa yang mereka lakukan sehingga publik mampu mengapresiasi apa yang sudah mereka lakukan.

Dalam penelitian yang membandingkan antara perusahaan-perusahaan media yang sudah melakukan konvergensi, dengan menggunakan pendekatan kedua model konseptual yang sudah dijelaskan sebelumnya, ditemukan bahwa kebanyakan konvergensi terjadi di level satu, tiga, dan empat. Selain itu, penelitian juga menghasilkan studi yang menyatakan bahwa konvergensi yang terjadi belum tentu lebih baik daripada kelompok media yang tidak menggunakan konvergensi.

Konvergensi Media: Perlunya Regulasi (Baru) Kepemilikan Media
Salah satu hal yang paling sering disorot dalam masalah konvergensi media adalah kepemilikan media. Dengan terjadinya konvergensi di bawah satu kepemilikan, ditakutkan akan menghasilkan suara yang tidak beragam dan hilangnya wadah untuk perspektif lain yang berbeda. Meskipun di dalam evolusi media global, televisi free to air, radio, dan koran masih merupakan sumber berita yang paling populer bagi mayoritas audiens, tetap saja perlu diwaspadai akan semakin meningkatnya cross ownership di berbagai platform. Beragam platform yang menjadi satu merupakan salah satu dari ciri utama konvergensi media. Maka dari itu, meskipun media tradisional masih utama, regulasi untuk tetap membuat media sebagai salah satu tonggak demokrasi yakni dengan mengatur masalah kepemilikan tetap harus dilakukan.

Content sharing dan penggunaan ulang sebuah berita adalah konsekuensi yang tidak mungkin bisa dihindari oleh para pekerja berita maupun para konsumen berita. Semakin maraknya digitalisasi dan internet membuat news organization sebagai salah satu media inti yang memrpoduksi konten, harus mengalami restrukturisasi secara radikal untuk bisa beradaptasi dengan sistem yang baru muncul. Yang menjadi pertanyaan besar adalah bagaimana pemerintah dan regulator media mampu mengaplikasikan peraturan lama yang sudah berlaku selama ini terhadap media yang baru muncul? Asumsi bahwa penguasaan channel satu media akan mencederai sistem demokrasi seharusnya menjadi pertimbangan utama, namun menjadi tanda tanya besar ketika hampir semua pemerintahan yang ada di dunia dibayangi oleh semangat ekonomi neoliberal.  

Kesimpulan
Konvergensi media membutuhkan aplikasi yang konkrit dalam pelaksanannya dan restrukturisasi secara drastis diperlukan untuk mencapai konvergensi yang diharapkan. Sejauh ini, konvergensi sempurna masih di tahap ‘utopis’ karena kebanyakan struktur konvergensi yang ada saat ini hanya memungkinkan konvergensi mencapai level empat dalam Seven Levels of Daily Convergence milik Carr. Maka dari itu, kehadiran manajer media handal amat diperlukan agar konvergensi media bisa terus dilakukan dan menjadi nyata. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan manajer media untuk menciptakan struktur organisasi newsroom yang konvergen yakni  komunikasi, komitmen, kooperasi, kompensasi, budaya, kompetisi, dan pelanggan.

Kepemilikan media juga menjadi momok dalam masalah konvergensi media. Meskipun hal tersebut masih terlihat jauh, namun regulasi baru sudah selayaknya mulai dipikirkan pemerintah. Hal ini sangat vital mengingat dampak besar dari konvergensi media yang mungkin saja menciderasi semangat demokrasi yang melahirkan media massa itu sendiri.

Referensi
Dwyer, T. (2010). Media Convergence: Issues in Cultural and Media Studies, London: McGraw Hill & Open University Press (3)

Grant A. E. & Wilkinson, J. S. (2009). Understanding Media Convergence: The State of the Field, NY:Oxford University Press (8 & 10)


2. Konsep Podcasting
stilah "podcasting" pertama kali muncul dalam sebuah karangan artikel oleh Ben Hammersley di surat kabar The Guardian pada Februari 2004, bersama dengan istilah lain yang diusulkan untuk menamakan teknologi baru ini. "Podcast" merupakan lakuran kata "pod" — "playable on demand" (dimainkan atas permintaan), yang kelak digunakan Apple Computer (sekarang Apple) untuk merek pemutar-media-saku (portable media player) iPod — dan "broadcasting" (penyiaran). Nama ini dapat menyesatkan, karena siniar dapat digunakan tanpa iPod, atau bentuk pemutar-media-saku lain; isi-kandungannya dapat diperoleh dengan komputer yang dapat memainkan berkas media. Penggunaan istilah "podcast" mendahului adanya dukungan asal (native support) untuk layanan siniar bagi iPod, atau perangkat lunak Apple iTunes. Untuk menghindari keterkaitannya dengan istilah "iPod", beberapa orang memakai istilah "netcast" sebagai pengganti "podcast", seperti siniarwan (podcaster) TWiT.tv Leo Laporte. Singkata balik (backronym) telah diusulkan supaya "podcast" dapat diuraikan sebagai "personal on demand broadcast" (penyiaran atas permintaan pribadi).
Manfaat:
Ada banyak manfaat dari Podcasting yang dapat Anda terima jika Anda menggunakannya sebagai salah satu pemasaran dan alat komunikasi:
(1) Meningkatkan visibilitas situs Anda
Audiens target Anda akan dapat menemukan situs Anda lebih mudah ketika Anda daftar podcast Anda di direktori podcast yang tersedia. Visibilitas untuk situs Anda akan meningkat sangat. Demikian pula, mesin pencari akan dapat menemukan podcast Anda lebih mudah juga.
(2) Menyediakan alat komunikasi bisnis yang efektif
Salah satu manfaat penting dari Podcasting adalah kenyataan bahwa itu benar-benar menyediakan alat komunikasi tambahan untuk bisnis online Anda. Orang-orang akan datang untuk tahu tentang situs Anda. Apa yang telah ditulis dan ditawarkan di situs Anda akan bisa mendapatkan kredibilitas Anda sebagai seorang penulis ahli di bidang Anda.
(3) Memberikan kesempatan untuk memberikan nilai tambah menawarkan
Podcasting memungkinkan Anda untuk memberikan nilai tambah menawarkan dalam format audio. Ini akan mempertahankan kepentingan pembaca dan pelanggan sama seperti mereka akan senang dengan tawaran ini. Mereka dapat kembali ke situs Anda untuk podcast mingguan “Pilihan Hot Tips untuk minggu ini”, ini akan menjadi favorit panas bagi mereka dalam perdagangan opsi.
(4) Menyediakan retensi memori yang lebih baik
Podcasting melibatkan melihat, mendengar dan mengalami. Jika digabungkan, memberikan hasil terbaik untuk retensi memori sekitar 75% untuk rata-rata orang. Ini menyimpulkan bahwa pesan audio pasti lebih berkesan dari hanya teks biasa. Retensi memori adalah salah satu manfaat lebih penting bisa Anda dapatkan dari Podcasting.
(5) Menyediakan kemudahan penggunaan
Podcast Anda dapat dengan mudah diputar pada pemutar MP3 portabel. Orang akan dapat mendengarkan podcast Anda di mana saja dan kapan saja. Podcasting membuat mendengarkan pesan Anda begitu mudah, tanpa rewel.
(6) Memberikan kesempatan untuk peningkatan lalu lintas
Jika podcast Anda berisi konten yang besar, mereka akan mengarahkan lalu lintas ke situs Web Anda. Hal ini akan menciptakan dampak pada penjualan Anda dan garis bawah. Konten Anda juga harus informatif, menarik, dan harus selalu menyediakan nilai nyata bagi pendengar Anda. Melalui Podcasting, Anda juga dapat berkomunikasi dengan audiens target Anda.
Podcasting adalah trend komunikasi terbaru dengan pemasar di web. Ia menawarkan jangkauan menguntungkan untuk jutaan pendengar yang pelanggan potensial. Kemungkinan pemasaran banyak. Podcasting adalah sekarang rute emas untuk memilih, dan tidak harus dibiarkan keluar sebagai salah satu pemasaran dan alat komunikasi.(http://deqadeqo.blogspot.com/2011/11/konsep-teknologi-konvergensi-jejaring.html).
==> Implementasi ke dalam Perkembangan new Media
Model penyebaran podcasting biasanya dengan cara mendownload dan kita juga bisa berlangganan untuk mendapatkannya. Salah satu contoh cara berlangganan podcasting :
Langkah-langkah untuk menggunakan podcasting dengan iTunes adalah:
1.      Download software iTunes dari alamat http://www.apple.com/itunes/download/ dan kemudian install di komputer Anda.
2.      Setelah diinstall, jalankan program iTunes. Di sebelah kiri terdapat sebuah panel bernama Source yang berisi sekumpulan item. Salah satu item yang terdapat di panel Source tersebut adalah Podcasts.
3.      Klik Podcasts di panel Source, maka tampilan di panel kanan akan berubah untuk menunjukkan daftar podcast langganan Anda. Saat ini daftar tersebut masih kosong.
4.      Untuk berlangganan podcast, Anda dapat mencari podcast-podcast yang sesuai dengan keinginan Anda di Podcast Directory iTunes. Untuk masuk ke Podcast Directory iTunes, klik label Podcast Directory yang terdapat di sebelah bawah daftar podcast. Untuk langkah ini komputer Anda harus terkoneksi dengan Internet.
5.      Di Podcast Directory, terdapat banyak pilihan podcast. Podcast-podcast yang populer ditampilkan langsung di halaman utama. Anda juga dapat mencari podcast yang Anda inginkan dengan memanfaatkan kotak pencarian yang terdapat di bagian atas Podcast Directory. Selain itu, di bagian kiri terdapat daftar kategori dari berbagai podcast yang tersedia. Anda dapat mengklik suatu kategori untuk melihat podcast-podcast yang terdapat di dalam kategori tersebut. Sampai saat post ini ditulis, terdapat lebih dari 6000 podcast yang terdaftar di Podcast Directory iTunes.
6.      Setelah menemukan podcast yang Anda inginkan, klik nama podcast tersebut untuk memunculkan keterangan lengkap tentang podcast tersebut beserta tombol Subscribe. Selanjutnya klik tombol Subscribe itu untuk berlangganan podcast yang bersangkutan. Langkah ini dapat diulangi untuk podcast-podcast lain yang Anda inginkan.
7.      Sekarang klik kembali item Podcast di panel Source untuk masuk ke daftar podcast langganan Anda. Podcast yang Anda pilih tadi telah muncul di daftar tersebut.
8.      Untuk mengupdate podcast langganan Anda, klik tombol Update yang terdapat di bagian kanan atas. Selanjutnya iTunes akan secara otomatis men-download-kan episode terbaru dari semua podcast langganan Anda. iTunes juga akan menampilkan daftar episode-episode yang lebih lama.
9.      Setelah di-download, Anda bisa men-dobel-klik nama episode tersebut untuk memainkannya. Episode-episode yang lebih lama juga bisa di-download dengan menekan tombol Get yang terdapat di sebelah kanan nama episode tersebut.
10.  Selanjutnya iTunes akan secara otomatis meng-update semua podcast langganan Anda setiap hari. Anda bisa mengatur konfigurasi podcasting di iTunes melalui menu Edit | Preferences pada tab Podcasting.
(http://kumanurmala.blogspot.com/2012/10/konvergensi-jejaring-sosial-podcasting_31.html) 

3. Konsep RSS
Kita pasti sering mendengar kata atau istilah RSS. RSS biasanya sering dilambangkan dengan icon seperti di samping. Apa itu RSS? RSS adalah singkatan dari istilah yang merujuk pada beberapa protokol:
  • Really Simple Syndication ( RSS 2.0 )
  • RDF Site Summary ( 0.9 dan 1.0 )
  • Rich Text Summary ( 0.91 )
Defenisi:
RSS adalah suatu teknologi dalam dunia web yang dibangun untuk mempermudah kita untuk membaca ataupun berlangganan konten (isi/artikel) dari suatu situs/web/blog. RSS merupakan versi sederhana dari halaman web yang berisikan hanya konten artikel saja, tanpa adanya fitur-fitur lain seperti widget, iklan, CSS, ataupun javascript.
==> Implementasi ke dalam Perkembangan New Media
RSS biasanya digunakan secara luas di website yang menyediakan konten yang dinamis dan terupdate secara berkala, seperti halnya blog, portal berita, dan lain-lain.
RSS digunakan secara luas oleh komunitas weblog untuk menyebar ringkasan tulisan terbaru di jurnal, kadang-kadang juga menyertakan artikel lengkap dan bahkan gambar dan suara. RSS digunakan pada hampir semua situs berita atau weblog, dengan berbagai tujuan termasuk: pemasaran, press release, laporan reguler produk, atau aktivitas lain yang membutuhkan pemberitahuan periodik dan tentunya publikasi.
Manfaat yang diperoleh dengan adanya RSS adalah pembaca sangat dimudahkan dalam mengetahui update terbaru suatu website tanpa perlu mengunjungi alamat website tersebut, karena pembaca hanya butuh untuk berlangganan pengumpan (feed) dari website tersebut.
Beberapa website atau blog hanya menyediakan umpan RSS berupa beberapa baris kalimat atau ringkasannya saja, namun ada juga yang menyediakan umpan berupa artikel penuh, tergantung tujuan dari masing-masing pengelola website tersebut.(http://deqadeqo.blogspot.com/2011/11/konsep-teknologi-konvergensi-jejaring.html)

4. IPTV
  IPTV adalah suatu layanan multimedia yang terdiri atas programtelevisi, video (gambar bergerak), audio (suara), tulisan (text),graphics (gambar diam) dan data yang disalurkan ke pelangganmelalui suatu jaringan tertutup yang berbasis IP.
                IPTV bukan sekedar siaran TV yang disalurkan melalui internet dandapat diakses oleh siapa saja, tanpa adanya jaminan-jaminan daripenyelenggara.
                Penyelenggara IPTV menjamin pelanggan atas kualitas (QoS/QoE),keamanan (security), kemampuan berinteraktif dan keandalan darilayanan yang disalurkan oleh penyelenggara IPTV sampai layanantersebut diterima oleh pelanggan-pelanggan.
                Dalam layanan IPTV, semua aktivitas layanan baik video ataupun
“interaktif melalui platform IP”disalurkan ke pelanggan dengansuatu “jaringan tetap broadband” (fixed broadband network) xDSLatau FTTH yang dapat dinikmati oleh pelanggan melalui suatupesawat TV standar dengan IP-STB.

Sejarah IPTV
Pada tahun 1994, ABC World News Now adalah acara televisi pertama yang disiarkan melalui Internet, dengan menggunakan perangkat lunak konferensi video CU-SeeMe.
Istilah IPTV pertama kali muncul pada tahun 1995 dengan pendirian ajaran Software oleh Judith Estrin dan Bill Carrico. Ajaran dirancang dan dibangun sebuah produk video internet bernama IP / TV. IP / TV adalah MBONE Windows yang kompatibel dan aplikasi berbasis Unix yang bergerak tunggal dan multi-sumber audio / video lalu lintas, mulai dari kualitas rendah sampai DVD, menggunakan kedua unicast dan multicast IP Real-time Transport Protocol (RTP) dan kontrol real time protokol (RTCP). Perangkat lunak ini ditulis terutama oleh Steve Casner, Karl Auerbach, dan Cha Chee Kuan. Ajaran diakuisisi oleh Cisco Systems pada tahun 1998 Cisco. Mempertahankan IP / TV merek dagang.
Radio internet perusahaan AudioNet memulai webcast live pertama terus menerus dengan konten dari WFAA-TV pada bulan Januari 1998 dan KCTU-LP pada tanggal 10 Januari 1998.
Kingston Communications, operator telekomunikasi regional di Inggris, meluncurkan KIT (Kingston Interaktif televisi), sebuah IPTV lebih dari DSL broadband layanan TV interaktif pada bulan September 1999 setelah melakukan uji coba berbagai TV dan VoD. Operator menambahkan layanan VoD tambahan pada bulan Oktober 2001 dengan Ya TV, penyedia konten VoD. Kingston adalah salah satu perusahaan pertama di dunia untuk memperkenalkan IPTV dan VoD IP lebih dari ADSL.
Pada tahun 2002, Sasktel adalah orang pertama yang komersial menyebarkan Internet Protocol (IP) video melalui jalur pelanggan digital (DSL) menggunakan Stinger Lucent (R) DSL platform . Pada tahun 2006, adalah perusahaan Amerika Utara pertama yang menawarkan saluran HDTV atas layanan IPTV
Pada tahun 2003, Jumlah Akses Jaringan Inc meluncurkan layanan IPTV, terdiri dari 100 stasiun IPTV bebas di seluruh dunia. Layanan ini telah digunakan di lebih dari 100 negara di seluruh dunia, dan memiliki saluran dalam 26 bahasa.
Pada tahun 2005, Bredbandsbolaget meluncurkan layanan IPTV sebagai operator selular pertama di Swedia. Pada Januari 2009, mereka bukan lagi pemasok terbesar; TeliaSonera yang meluncurkan layanan mereka kemudian memiliki pelanggan sekarang lebih.
Pada tahun 2006, AT & T U-Ayat meluncurkan layanan IPTV-nya di Amerika Serikat, yang terdiri dari kepala akhir nasional dan regional video-melayani kantor. AT & T menawarkan lebih dari 300 channel di 11 kota dengan lebih yang akan ditambahkan pada tahun 2007 dan seterusnya. Pada bulan Maret 2009, AT & T mengumumkan bahwa U-ayat telah diperluas ke 100 atau lebih channel High Definition di setiap pasar TV U-Ayat. Saat menggunakan protokol IP, AT & T telah membangun jaringan IP privat khusus untuk transportasi video.

IPTV vs Internet TV
IPTV
  • Closed system, kualitas layanan terjamin(managed QoS).
  • Video konten dikirim hanya kepadapelanggan (known subscriber) Pengiriman melalui IP packets sampaidengan pelanggan (end customer).
  • Dikirim melalui infrastruktur jaringan milik service provider.
  • Sesuai dengan jangkauan jaringan yang dimilikinya.
  •  Umumnya menggunakan IP-STB digitaluntuk mengakses dan pengkodeanlayanan konten.Menggunakan PC, software yangdigunakan tergantung formatkonten.
  • Biaya
  • Video konten dibuat oleh perusahaan profesional, jumlahnya terbatas.
Internet TV
  • Open system, kontrol kualitas layanan tidak dijamin (BestEffort QoS).
    • Video konten dikirim kepada siapapun Pengiriman melalui IP packets sampai internet cloud sendiri.
    • Dikirim dan diterima melalui public internet yang melibatkanbanyak pihak.
    • Tidak ada batasan wilayah, dimanapun ada akses internet.
    • Umumnya menggunakan PC, software yang digunakan tergantung format konten.
    • Gratis
    • Video konten bisa dibuat siapapun, jumlah kontennya tidak terbatas.


Cara Kerja IPTV
                System IPTV dasar dapat kita gunakan untuk mendapatkan akses ke berbagai media. sebuah perangkat televisi dihubungkan ke Set top box (STB) yang mengkonversi IP video menjadi signal televisi standar. STB akan berfngsi menjadi penghubung ke sistem switch dari IP video. Contoh dibawah menunjukkan Switched Video Service (SVS) memberikan koneksi pada pemirsa untuk mengakses berbagai sumber , termasuk siaran broadcast, servis langganan, bahkan pemesanan video. Ketika pengguna ingin mengakses sumber-sumber media ini, semua perintah kontrol (biasa dilakukan melalui remote kontrol) akan dikirimkan ke SVS yang nantinya akan menentukan media mana yang akan dikoneksi. Diagram dibawah memnunjukkan bahwa pengguna hanya membutuhkan satu video channel agar SVS dapat mengakses berbagai sumber yang pada dasarnya tidak terbatas.


Arsitektur IPTV
                Setiap kumpulan fungsi dapat dibagi ke dalam komponen-komponen fungsi seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Komponen-komponen mempunyai kohesi fungsional yang kuat pada suatu kumpulan fungsi tunggal sehingga komponen-komponen tersebut dapat menyelesaikan tugas-tugas spesifik secara kolaboratif. Sebagai contoh, dalam kumpulan fungsi Media Distribution & Delivery, komponen-komponen kendali, distribusi, penyimpanan, dan Streaming dapat bekerjasama satu dengan yang lainnya untuk mengangkut data media dari sumber konten ke pelanggan.

Fitur IPTV
         Terdapat tiga feature yang dapat kita dapatkan pada IPTV yaitu: Live TV, VOD( Video on Demand) dan NPVR(Network Personal Video Recording).

  • Live TV : IPTV melayani Pengiriman channel-chanel atau siaran-siaran secara live melalui teknologi protocol Internet yaitu IGM version 2
  •  VOD(Video on Demand) : IPTV melayani pengiriman siaran-siaran yang tidak secara live disiarkan yaitu dimana suatu siaran atau acara tv pada channel-chanel yang telah disimpan oleh server dapat disaksikan oleh para konsumen melalui teknologi RTSP (Real Time Streaming Protocol) TSTV (Time Shifted TV)
  • NPVR(Network Personal Video Recording): Salah satu Feature pada IPTV dimana siaran langsung(real time broadcast) dapat disimpan pada jaringan server yang kemudian dapat diakses oleh user sesuai dengan waktu yang mereka tentukan tanpa adanya biaya tambahan seperti memiliki PVR pribadi yang terpasang di jaringan.

Kendala IPTV
IPTV mendistribusikan layanan televisi sama seperti halnya teresterial, satelit atau televisi kabel alternatif. Bedanya, pada IPTV, konten dapat disesuaikan dan interaktif dengan kemampuan high-definition TV.
Internet protocol television atau IPTV saat ini sudah banyak diaplikasikan di luar negeri. Namun, untuk dipasarkan di Indonesia masih terganjal proses regulasi dan kesiapan infrastruktur.

Sampai saat ini pemerintah Indonesia belum secara jelas menetapkan regulasi IPTV. Sebab, IPTV bisa masuk ke dalam tiga kategori, yakni :
  1. Dari sisi kemampuan, IPTV masuk dalam kategori industri telekomunikasi,
  2. Dari konten masuk dalam kategori penyiaran,
  3. Dari sisi teknologi masuk dalam kategori internet.

Komponen IPTV
            Internet-Protocol Television (IPTV) adalah penyediaan layanan streaming tv secara langsung via jaringan IP berbandwitdh lebar. Layanan ini bersifat multicast, dari satu sumber untuk banyak pengakses secara bersamaan. Video on Demand (VoD) adalah penyediaan layanan video yang diminta secara khusus oleh pengakses. Secara umum ini adalah layanan video streaming unicast, yang dideliver ke satu pelanggan.
                IPTV dan VoD keduanya masuk kategori layanan berkualitas siaran TV. Artinya pelanggan akan menikmati layanan sekualitas TV satelit dan kabel yang sekarang umum kita nikmati. Standar siaran TV ini saat ini hanya bisa dilayani oleh provider berbasis satelit dan kabel dalam group tertutup. Internet IPTV dan internet VoD yang merupakan implementasi awal dari kedua layanan diatas, kualitasnya belum layak disandingkan dengan kualitas siaran TV.

==> Implementasi ke dalam Perkembangan new Media

            Layanan IPTV secara umum meliputi broadcast televisi dan video di atas akses internet dan interaksi multimedia dengan kecepatan true broadband seperti game, shopping, dan advertising. Selain itu juga ada layanan content on demand yang termasuk TV on demmand, video on demmand, music on demmand, dan karaoke on demmand.
             Layanan bisa disaksikan dengan perangkat televisi, komputer, notebook, dan smartphone. Untuk tayangan live serta video on demmand, IPTV mendukung standard definition (SDTV) serta High Definition (HDTV). Video on demmand sendiri bisa dikontrol seperti layaknya menonton DVD.(http://yantisaraswati.wordpress.com/2012/10/31/konsep-teknologi-konvergensi-jejaring-sosial-podcasting-rss-iptv/

Selasa, 02 Oktober 2012

New Media dan Contoh Aplikasinya

-DEFINISI NEW MEDIA 
  merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. Contoh dari media yang sangat merepresentasikan media baru adalah Internet. Program televisi, film, majalah, buku, suratkabar, dan jenis media cetak lain tidak termasuk media baru.
-PANDANGAN TENTANG NEW MEDIA 
  menurut pandangan saya , selaku pemakai atau pengguna "NEW MEDIA" . mengambil kesimpulan , bahwa new media pada masa sekarang ini sudah sangat membantu kita sebagai internet user . namun new media bisa bermanfaat jika kita menggunakan nnya sesuai dengan norma2 yang berlaku .

-MANFAAT NEW MEDIA
Manfaat dari new media contohnya untuk mempermudah pekerjaan terdaat pada fungsi dari komputer lalu barang - barang yang termasuk digital karena akan mudah untuk dikembangkan menjadi lebih luas.
-KOMPONEN NEW MEDIA
komponen new media saat ini sudah sangat banyak dan mulai familiar dimata semua orang contoh nya seperti komputer dan handphone . karena hampir semua orang memakai dan memiliki nya
-APLIKASI NEW MEDIA
  aplikasi new media pada saat ini sangat lah banyak contoh nya adalah sebagai berikut
 1.Facebook
Kata-kata ini sudah tidak asing ditelinga kita,dari anak-anak hingga orang dewasa berlomba-lomba membuat akun ini dan memperluas jaringan pertemanan. Disatu sisi,lewat jejaring ini kita bisa berbagi foto dan video



2.twitter
  
Twitter berawal dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh anggota dewan dari Podcasting perusahaan Odeo. Dalam pertemuan tersebut, Jack Dorsey memperkenalkan ide twitter dimana individu bisa menggunakan SMS layanan untuk berkomunikasi dengan sebuah kelompok kecil. Proyek ini dimulai pada tanggal 21 secara terbuka pada tanggal 15 Juli 2006.
Twitter menjadi perusahaan sendiri pada bulan April 2007.Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc., yang menawarkan jaringan sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan (tweets).
Kicauan adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Kicauan bisa dilihat secara luar, namun pengirim dapat membatasi pengiriman pesan ke daftar teman-teman mereka saja. Pengguna dapat melihat kicauan penulis lain yang dikenal dengan sebutan pengikut.


 
3. heello
  Heello adalah situs microblogging(mirip twitter) terbaru yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat . kalau ada yg blm daftar bisa daftar dimari . Heello sendiri dididrikan oleh pendiri Twitpic yaitu Noah .Heello pun diluncurkan sehari setelah twitter meluncurkan layanan untuk berbagi foto ke followers. Heello sendiri dibuat sekitar satu tahun lalu.  
  
sumber;  http://id.wikipedia.org/wiki/Media_baru

4.Myspace
 Myspace (dahulu MySpace) merupakan sebuah situs jejaring sosial. Kantor pusatnya bertempat di Beverly Hills, California, dan berada dalam satu gedung perkantoran dengan pemilik langsung perusahaan tersebut, News Digital Media, kepunyaan News Corporation. MySpace menjadi situs jaringan sosial paling populer di Amerika Serikat pada bulan Juni 2006. Berdasarkan comScore, MySpace telah disusul oleh kompetitor internasional utamanya yaitu Facebook pada bulan April 2008. MySpace mempekerjakan 1000 karyawan pada bulan Juni 2009. Perusahaan tidak mengungkapkan pendapatan atau keuntungan secara terpisah dari News Corporation.
 sumber; http://id.wikipedia.org/wiki/Myspace

5. Interpals
 Interpals.net adalah situs jejaring sosial gratis yang berdiri sejak tahun 5 April 1999. Sekilas dari halaman muka, situs ini menyerupai Facebook. Tetapi apabila diteliti lebih jauh, situs ini mempunyai fitur-fitur tambahan yang memberikan kesan berbeda. Situs ini sudah mempunyai 600.000 pengguna dari seluruh dunia, dan 3000-5000 pengguna aktif setiap harinya. Di awal Maret 2010, pengguna interpals.net didominasi oleh orang yang berbahasa Inggris sebanyak 147.025, berbahasa Korea 17.374, bahasa Prancis 14.792, bahasa Jerman 13.199, sedang bahasa Indonesia masih berkisar 1200-an dan bahasa Jawa 182 orang. Dengan mendaftar bermodal email, pengguna dapat membangun relasi dengan pengguna lain dari seluruh dunia.
sumber; http://id.wikipedia.org/wiki/Interpals